Senin, 14 Oktober 2013

rupiah melemah

Jakarta (Antara) - Mata uang rupiah pada Senin sore kembali mengalami pelemahan menjadi Rp11.340 per dolar AS setelah adanya kekhawatiran pelaku pasar uang terhadap pengurangan pemberian stimulus keuangan bank sentral AS (the Fed). 
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak melemah sebesar lima poin menjadi Rp11.340 dibanding posisi sebelumnya (1/11) Rp11.335 per dolar AS. 
Analis pasar uang Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa pelemahan mata uang rupiah didorong oleh investor yang masih khawatir dengan potensi pengurangan pemberian stimulus keuangan the Fed dalam beberapa bulan mendatang. 
"Investor sedang khawatir the Fed akan mempercepat untuk mengurangi stimulus keuangannya setelah data di akhir pekan lalu menunjukkan berlanjutnya ekspansi sektor manufaktur AS," kata dia. 
Di sisi lain, lanjut dia, data ekonomi Indonesia yang dirilis pada Jumat kemarin (1/11) mengisyaratkan masih adanya hambatan bagi kinerja rupiah dengan inflasi yang masih berada di level tinggi dan neraca perdagangan yang kembali defisit. 
"Investor juga waspada menanti data produk domestik bruto (GDP) Indonesia pada 6 November mendatang yang dapat menegaskan berlanjutnya perlambatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara tersebut," kata dia. 
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Ruly Nova menambahkan optimistis pelaku pasar terhadap perbaikan ekonomi AS cukup tinggi sehingga dolar AS cenderung mengalami penguatan terhadap mayoritas mata uang dunia. 
Dari dalam negeri, menurut dia, ekonomi Indonesia yang belum cukup baik membuat pelaku pasar mengantisipasi kinerja selanjutnya sehingga investor cenderung memegang dolar AS sebagai pelindung aset. 
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.389 dibanding sebelumnya (1/11) di posisi Rp11.354 per dolar AS. (ar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar